Anak Negeri Membangun Bangsa Sehat dan Sejahtera

Tuesday, 5 March 2024

Pembuatan Kompos Takakura

Pic. liputan6.com

Kompos Takakura

Proses pembuatan kompos dikembangkan oleh seorang warga Jepang yang tinggal di Indonesia yaitu di Surabaya bernama Takakura.

Dengan tujuan mengatasi persoalan sampah dapur karena resah dengan baunya yang sangat menyengat, padahal sampah dapur adalah limbah mudah terurai.

Dengan memanfaatkan sampah dapur miliknya untuk menjadi kompos, namun perlu diingat bahwa tidak semua sampah yang ada di dapur dapat ia manfaatkan sebagai kompos.

Sampah yang digunakan adalah jenis sampah yang mudah terurai, tidak berbau dan tidak jorok.

Tahap Pembuatan Kompos Takakura

Siapkan Starter

Hal pertama yang wajib dilakukan adalah menyiapkan starter mikroorganisme sebagai decomposer yang mengurai limbah dapur sebagai kompos. Membuat starter mikroorganisme kompos Takakura tergolong mudah dan bisa dilakukan sendiri di rumah.

Starter dari Bakteri Fermentasi

Pembentukan starter dari isolasi fermentasi mikroorganisme dari bahan tempe, ragi dengan tambahan gula. dapat berlangsung:

  • Siapkan stoples atau wadah yang berfungsi sebagai media untuk tumbuh kembangnya mikroorganisme
  • Masukkan 3 liter air bersih dengan 200 gram larutan gula merah pada stoples yang tersedia
  • Tambahkan ragi dari pasar atau bisa mengunakan ragi tempe, oncom, tempe, dan tape yang nantinya akan tumbuh sebagai mikroorganisme
  • Aduk rata semua yang ada di dalam stoples lalu tutup, biarkan kedap udara.
  • Proses fermentasi berlangsung 3-5 hari, bila warnanya kecoklatan dan baunya seperti bau khas tape, berarti starter siap untuk digunakan.

Starter dari Sayuran dan Buah

Pembentukan starter dari isolasi mikroorganisme sayuran dan buah sebagai berikut:

  • Siapkan stoples atau wadah yang berfungsi sebagai media untuk tumbuh kembangnya mikroorganisme
  • Gunakan bahan sayuran yang hijau dan buah yang masih segar kemudian blender sampai halus, masukkan ke dalam stoples
  • Pada stoples, tambahkan garam dapur sebanyak 1 sendok garam, lalu encerkan dengan air bersih
  • Homogenkan semua komponen dalam stoples, tutup dan biarkan kedap udara
  • Bila baunya tercium enak dengan bau khas tape dan alkohol maka starter telah siap untuk digunakan

Membuat Bibit

Bibit kompos yang harus anda persiapkan berupa dedak dan sekam padi, tambahkan pengurai (decomposer) dalam bentuk starter yang telah dibuat sebelumnya dibuat

Gunakan perbandingan 1 : 1 untuk bahan dedak dan sekam padi tersebut. Proses  pembuatan kompos dilakukan pada tempat yang teduh, karena pada panas matahari mikroorganisme tidak berkembang, sedangkan pada tempat basah maka akan tumbuh jamur.

Aduk merata bahan dedak dan sekam kemudian tambahkan starter mikroorganisme sampai merata. Upayakan untuk menyiram sampai kelembaban sekitar 40 – 60 %.

Gunakan Teknik kepala tangan untuk menentukan kelembababan. Bila berbentuk maka kelembaban telah sesuai, jika tidak bisa tergenggam artinya terlalu kering sedangkan bila digenggam dan mengeluarkan air maka terlalu lembab.

Diamkan selama 5 – 7, dengan ditutup terpal plastic. Lapisan kompos yang diselimuti mould putih artinya bibit kompos  telah matang dan sudah bisa untuk digunakan.

kompos takakura
paktanidigital.com


Membuat Keranjang

Dalam membuat keranjang Takakura, bisa memanfaatkan bahan-bahan dari anyaman bambu, rotan hingga plastic bekas yang tersedia. Upayakan dinding yang memiliki pori-pori karena proses pupuk kompos berlangsung aerobic.

Bentuk keranjang sesuai dengan kesukaan, namun perlu diperhatikan bahwa  dinidng keranjang memanfaatkan kardus atau kertas tebal  sehingga serangga tidak bisa masuk ke dalam.

Kelebihan lainnya ialah air bisa  diserap kardus sehingga tidak membasahi kompos Takakura yang sedang dibuat.

Pembuatan Kompos Takakura

Bahan utamanya ialah bibit kompos Takakura, sampah dapur organic kemudian tambahan sisa sayur, buah-buahan, nasi, roti, mie, kue, dll.

Penting untuk diperhatikan, bahwa sampah yang berdampak pada busuk tidak diperkenankan sebagai bahan kompos seperti daging, tulang, telur, susu, dan sampah hewani lain karena jik busuk akan mendatangkan ulat.

Sampah yang dimanfaatkan sebagai bahan kompos Takakura semuanya harus bebas dari air. Tahapan pembuatan kompos Takakura ialah :

  1. Tenimbang bibit Takakura sekitar 2-3 kg bibit kompos Takakura kemudian masukkan sampah organic ke dalam keranjang takakura.
  2. Aduk secara merata bibit kompos Takakura dan sampah organic dalam keranjang. Tutup rapat agar serangga tidak masuk, kemudian sampah organik lainnya masukkan rutin setiap hari sampai penuh. Sampah baru akan mengalami fermentasi 1 sampai 2 hari.
  3. Keranjang yang telah penuh 90% dapat dipindahkan ke karung sampai mengalami fermentasi 2 minggu sebelum dapat digunakan.
  4. Kompos yang terbentuk harus kering dan tidak ada cairan. Bentuknya seperti tanah ketika diremas, berwarna coklat kehitaman, dan tidak berbau.
  5. Uji kualitas kompos Takakura yang terbentuk dengan melarutkannya dalam air. Apabila terapung berarti kompos belum matang sedangkan bila tenggelam kompos telah terbentuk sempurna.
  6. Pengujian kualitas kompos juga dapat diketahui dengan cara terjadinya pperubahan warna saat direndam. Apabila berwarna kecoklatan artinya terdapat cairan fermentasi anaerobic sedangkan bila air bersih berarti sudah tidak terdapat cairan fermentasi.

Itulah informasi mengenai pembuatan kompos takakura. Selamat mencoba dan semoga berhasil ya sobat PTD!


sumber artikel : https://paktanidigital.com/artikel/yuk-kenali-cara-pembuatan-kompos-takakura/

Monday, 4 March 2024

Mengenal Sampah

Foto RRI.co.id

Sampah

Banyaknya aktivitas dari kegiatan manusia tidak jarang menghasilkan material berupa benda sisa yang secara terus menerus akan menjadi tumpukan di alam. Benda sisa yang tidak berguna dan tidak diinginkan dalam jangka panjang akan menjadi permasalahan serius yang harus dilakukan pencegahan dan diberi perhatian serius. Benda sisa yang dibuang di alam tersebut biasa kita sebut sebagai sampah. Sampah yang berada di alam menjadi masalah serius karena memiliki sifat yang merugikan bagi makhluk lain yang tinggal di sekitarnya.

Sampah adalah material yang dibuang sebagai sisa dari hasil produksi industri maupun rumah tangga. Definisi lainnya adalah benda-benda yang sudah tidak terpakai oleh makhluk hidup dan menjadi benda buangan.

Sesuatu yang dihasilkan dari hewan, tumbuhan, bahkan manusia yang sudah tidak terpakai berpotensi untuk menjadi sisa material buangan. Sisa material tersebut dapat berupa zat cair, padat, maupun gas yang nantinya akan dibuang ke alam.

Tidak sedikit sisa material tersebut membuat terjadinya pencemaran lingkungan.


Jenis Sampah

Sampah dibagi menjadi tiga berdasarkan sifatnya, yaitu sampah organik, sampah an organik dan residu. Ketiga sifat tersebut berkaitan dengan bahan penyusun sisa buangan. Hal ini berkaitan juga dengan proses dekomposisi bahan di alam.

Sampah organik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar hayati yang dengan mudah akan terdegradasi oleh mikroorganisme atau mikroba. Proses degradasi oleh mikroorganisme berlangsung secara alami.

Contoh sampah jenis ini adalah bahan buangan yang berasal dari dapur, sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan ranting. Tempat yang menyumbang banyak sampah organik misalnya adalah pasar tradisional yang menghasilkan bahan buangan berupa sayuran, buah-buahan, dan lain-lain.

Sampah anorganik merupakan bahan buangan yang berasal dari hasil produk berbahan dasar non-hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil pengolahan bahan tambang.

Sebagian besar bahan buangan jenis ini tidak dapat dengan mudah terdegradasi oleh mikroorganisme di alam dan membutuhkan waktu lama untuk dapat teruraikan sepenuhnya. Beberapa sampah an organik dapat berupa produk yang sudah tidak terpakai yang berbahan dari plastik, kertas, kaca, keramik, logam dan olahannya.

Contoh bahan buangan ini adalah botol plastik, kaleng, karton, dan lain-lain.

Sampah residu adalah sampah yang terdiri dari material yang tidak dibutuhkan lagi, baik untuk pengomposan maupun untuk didaur ulang. Beberapa pihak melihat sebagian sampah residu masih bisa didaur ulang, hanya saja berbiaya tinggi.


Pengeloaan Sampah

Pengelolaan sampah terdiri dari pengurangan dan penanganan, Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.

Sunday, 3 March 2024

8 Langkah Membuat Ecobrick Dari Sampah Plastik

Ecobrick

Ecobrick berasal dari kata “
ecology” yang dalam Bahasa Indonesia disebut “ekologi”. Sementara kata “brick” merupakan Bahasa Inggris dari “bata”. Jika disimpulkan, ecobrick merupakan bata ramah lingkungan. Ecobrick dianggap sebagai salah satu cara pemanfaatan limbah plastik yang mudah dan efisien. Anda bisa menciptakan susunan bata yang terlihat indah dari sampah plastik dengan metode ecobrick ini.

Yuk, ikut melakukan pemanfaatan limbah plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna melalui metode ecobrick. Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat ecobrick dari plastik bekas:

1. Pilah dan Bersihkan Sampah Plastik

Bahan utama yang harus tersedia dalam membuat ecobrick adalah sampah plastik. Jenis sampah plastik yang dimaksud di sini bisa bermacam-macam, mulai dari kemasan deterjen, kemasan minuman, kantong plastik sekali pakai (kresek), sampai dengan bungkus makanan.

Setelah semua sampah plastik terkumpul, cuci bersih semuanya dengan menggunakan sabun – bisa deterjen atau sabun pencuci piring. Setelah itu, jemur sampah plastik yang sudah dicuci ini di bawah sinar matahari sampai kering.

2. Sediakan Botol Bekas Air Mineral dalam Jumlah Banyak

Selain sampah plastik, Anda juga harus menyiapkan botol bekas air mineral ukuran 600ml. Botol-botol ini nantinya akan menjadi “bata” dalam membuat ecobrick. Usahakan untuk mengumpulkan botol-botol bekas air mineral ini sebanyak mungkin.

Botol tersebut tidak perlu dicuci jika sudah dalam keadaan bersih. Namun, bagian dalam botol harus kering sebelum diisi dengan sampah plastik.

3. Gunakan Tongkat untuk Memasukkan Plastik

Sebelum mulai memasukkan sampah plastik ke dalam botol, sediakan dulu tongkat yang panjangnya dua kali lipat panjang botol air mineral. Tongkat ini nantinya dipakai untuk mengemas sampah-sampah plastik agar muat dimasukkan ke dalam botol.

4. Masukkan Sampah Plastik ke dalam Botol

Setelah semua bahan yang Anda butuhkan tersedia, kini saatnya memasukkan sampah-sampah plastik yang sudah dibersihkan tadi ke dalam botol bekas air mineral. Agar menghasilkan ecobrick yang cantik, masukkan plastik secara random agar tampak berwarna-warni. Isi botol dengan sampah plastik sampai semua bagian botol terisi penuh.

5. Padatkan Sampah Plastik

Ketika botol-botol bekas air mineral sudah terisi dengan sampah plastik, ambil tongkat yang tadi sudah disediakan untuk mendorong semua sampah plastik agar padat di dalam botol. Jika masih tersisa rongga udara di dalam botol, isi kembali dengan sampah plastik sampai tidak ada rongga udara yang tersisa. Dorong kembali semua sampah plastik menggunakan tongkat.

6. Timbang Setiap Ecobrick

Dalam membuat ecobrick kita tidak bisa asal-asalan memasukkan sampah plastik ke dalam botol bekas air mineral. Agar bisa menjadi “bata” yang nantinya disusun secara rapi, Anda wajib menimbang setiap botol yang sudah diisi sampah plastik. Standar ecobrick adalah 200 gram per botol air mineral berukuran 600ml. Kalau jumlahnya terlalu banyak, sisihkan sedikit sampah plastik di dalamnya. Sementara jika beratnya kurang dari 200 gram, isi kembali botol dengan sampah plastik.

7. Simpan Ecobrick di Tempat yang Teduh

Sebelum semua ecobrick yang Anda buat terkumpul, simpan ecobrick yang sudah jadi di tempat yang teduh. Hindari paparan sinar matahari langsung agar botol-botol plastik ecobrick ini tidak menyusut.

8. Susun Semua Ecobrick

Apabila semua ecobrick sudah selesai dibuat, saatnya menyusun ecobrick ini menjadi sebuah benda atau bangunan. Ecobrick bisa dipakai untuk membuat dinding (non-permanen), replika benda (gapura, pohon, dll), dan pagar mini.

Langkah-langkah membuat ecobrick ini bisa langsung Anda praktekkan sendiri di rumah. Rinso juga mengajak Anda untuk memulai inisiatif  Yuk Mulai Bijak Plastik untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang berisiko mencemari lingkungan. Pemanfaatan limbah plastik sebagai ecobrick ini bisa menjadi salah satu langkah untuk turut memulai inisiatif Bijak Plastik.


sumber artikel : https://www.rinso.com/id/sustainability/8-langkah-membuat-ecobrick-dari-plastik-bekas.html

Saturday, 2 March 2024

Budidaya Maggot

Maggot

Berdasarkan data The Economics Intelligence Unit, Indonesia merupakan penghasil sampah makanan (food loss and waste) terbesar kedua di dunia dan salah satu jenis sampah yang berpotensi sebagai sumber gas metana. Gas metana merupakan salah satu Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat menyebabkan efek rumah kaca, sebagai penyebab terjadinya pemanasan global (Global Warming). 

Saat kita membuang makanan dan sampah taman ke dalam tempat sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibawa dan terkubur di tempat-tempat pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah mengalami pembusukan, terbentuklah gas metana. Gas metana akan merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.

Salah satu metode pengolahan sampah organik, seperti sampah makanan, adalah biokonversi dengan metode BSF (Black Soldier Fly). Produk yang dihasilkan antara lain maggot dan kompos. Produk ini dapat bernilai ekonomi tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, pupuk tanaman dan kegunaan lainnya.

Apa Itu Maggot BSF?

Maggot merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) sehingga sering disebut maggot BSF. Lalat BSF sendiri memiliki nama latin Hermetia illucens. Bentuknya mirip ulat, berbuku dengan ukuran larva dewasa 15-22 mm dan berwarna coklat. Siklus hidup lalat BSF kurang lebih selama 40- 43 hari. Larva/maggot BSF bertahan selama 14-18 hari sebelum bermetamorfosis menjadi pupa dan lalat dewasa.

Berbeda dengan jenis lalat pada umumnya seperti lalat rumah dan lalat hijau yang dicap sebagai agen penyakit, lalat BSF ini tidak menimbulkan bau busuk dan bukan pembawa sumber penyakit karena dalam tubuh BSF mengandung zat antibiotik alami. Lalat hijau biasanya hinggap di tempat yang kotor, namun lalat BSF ini hanya hinggap di tempat yang berbahan fermentasi. 

Manfaat dan Produk Turunan BSF 

Maggot BSF dimanfaatkan dan dijual dalam bentuk maggot segar, maggot kering, telur dari lalat BSF dan produk turunannya seperti tepung maggot, pellet maggot, prebiotik serta pupuk organik. Maggot mengandung protein tinggi yaitu sekitar 30-45% sehingga sangat cocok dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti ikan, burung dan hewan ternak lainnya. Pupuk organik sebagai produk turunan dari maggot berfungsi sebagai kondisioner tanah atau untuk revitalisasi. Budidaya Budidaya maggot termasuk mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknik khusus sehingga semua orang bisa melakukannya. Biaya yang dikeluarkan juga cukup murah dan perawatannya tidak menyita waktu karena tidak perlu dikontrol setiap hari. Selain itu, biaya pakan juga gratis dari limbah organik rumah tangga. budidaya maggot dimulai dengan pupa dan masa panen maggot segar sekitar 15 hari. Budidaya maggot dapat dilakukan dengan skala kecil dan menengah. Berikut beberapa hal yang dilakukan dalam budidaya maggot BSF:

1. Membuat Kandang Lalat Kendang ini akan berfungsi sebagai tempat lalat BSF bertelur. 

Ukuran kandang sebesar 3 m x 2 m x 2 m sudah cukup untuk memulai bisnis budidaya maggot BSF kelas kecil menengah. Ukuran kandang tersebut dapat menampung puluhan ribu larva. Kandang ini biasanya berupa rangka terbuat dari bambu, kayu atau bahan lainnya yang kemudian diselimuti jaring. Budidaya maggot dapat dimulai dengan membeli pupa yang kemudian akan berkembang menjadi lalat BSF dan bertelur. Harga pupa berkisar Rp.150.000/kg. Atau bisa dengan membeli telur BSF dengan harga Rp.5000-7.000/gram. Dari 1 gram telur BSF dapat menghasilkan larva maggot (fresh maggot) sekitar 2-3 kg.

2. Membuat Kotak Penetasan Telur 

Selain kandang untuk produksi telur, diperlukan juga kotak sebagai media untuk penetasan telur yang kemudian akan berkembang menjadi larva maggot BSF. Kotak ini dapat terbuat dari kardus, triplek atau kotak plastik. Ukuran dapat disesuaikan dengan jumlah telur.

3. Menyiapkan Biopond 

Media untuk pembesaran larva disebut biopond yang dapat terbuat dari kayu atau bak plastik. Buat dengan bentuk kotak atau sesuai kebutuhan lalu diisi dengan tanah. Ukuran biopond disesuaikan dengan jumlah telur yang menetas. Setelah telur menetas di kotak penetasan, segera pindahkan larva kedalam biopond. Pemisahan telur dengan larva harus dilakukan untuk menghindari pecahnya telur-telur yang belum menetas oleh larva yang sudah terlebih dahulu menetas. 

4. Pemberian Pakan

Pakan maggot BSF adalah sampah dapur berupa sisa-sisa makanan. Pemberian pakan ini bisa dilakukan secara langsung maupun dicacah atau dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mesin pencacah maupun manual. Pakan ini ditaburkan di biopond/media pembesaran larva. Sebanyak 15 ribu larva/maggot BSF dapat menghabiskan sekitar 2 kg sampah organik hanya dalam waktu 24 jam.

5. Panen Maggot BSF 

Setelah telur menetas dan dipisahkan ke dalam biopond, biarkan selama 1 minggu sampai larva berbentuk sempurna. Waktu panen yang terbaik yaitu sekitar 2-3 minggu setelah telur menetas. Untuk mengundang lalat BSF tetap datang ke kandang, taburkan dedak fermentasi di sekitar media penetasan telur setiap minggu.


Potensi dan Peluang Pasar

Peluang pasar maggot BSF cukup terbuka luas. Pemasaran saat ini juga dapat dilakukan secara online langsung kepada konsumen. Dilansir dari beberapa sumber, untuk skala rumah tangga, maggot BSF fresh larva dapat dijual kepada pengepul atau produsen skala besar atau dapat digunakan sendiri sebagai pakan ternak ikan, bebek, ayam, burung atau pupuk organik. Budidaya magot yang cukup mudah dan murah ini selain memberikan banyak manfaat juga mendatangkan keuntungan finansial. 

Untuk skala kecil-menengah atau skala rumah tangga, dengan modal kurang lebih Rp. 2 Juta rupiah untuk kandang dan telur BSF sudah dapat memulai budidaya. Budidaya yang dimulai dengan telur BSF kurang lebih 1 gram telur akan menghasilkan 2-3 kg larva atau sekitar 20.000-30.000 larva yang akan berkembang menjadi lalat BSF dan bertelur Kembali dalam waktu kurang lebih 45 hari. 1 ekor lalat betina akan menghasilkan 500-900 butir telur dan untuk menghasilkan 1 gram telur memerlukan 14-35 BSF.

Berikut perhitungan sederhana budidaya maggot skala kecil-menengah:

nomodalharga (Rp)
1Telur maggot 20 gram60.000
Kandang 3x2x2 365.000
3Kotak penetasan 20 buah1.000.000
4Biopond 20 buah1.000.000
5Pakan0
Total2.425.000

Dari 1 gram telur diperkirakan akan menjadi 25.000 BSF yang akan bertelur kembali. Jika satu ekor lalat betina dewasa diperkirakan akan bertelur sebanyak 700 butir telur yang akan menjadi larva, maka diperkirakan jumlah larva sebanyak 17.500.000 atau sama dengan 1.750 kg. Jika harga fresh maggot di pasaran paling rendah Rp.5000/kg maka dalam waktu kurang lebih dua bulan sudah bisa menghasilkan Rp. 8.750.000. Itu baru dari 1 gram telur saja, bagaimana jika dari 20 gram telur BSF di atas berkembang seluruhnya? Sangat menggiurkan bukan? Yuk mulai kelola sampah makanan kita dengan budidaya maggot BSF! (Kia)

sumber artikel : https://aliansizerowaste.id/2023/02/01/budidaya-maggot-bsf-solusi-kurangi-sampah-makanan-yang-menguntungkan/

Friday, 1 March 2024

Budidaya Hidroponik Organik Bisa Dilakukan dengan 5 Tahap

Tips Budidaya Hidroponik Organik

Selain bisa menanam berbagai jenis sayuran di lahan yang sempit, trend hidroponiik juga memberikan keunggulan lain yaitu kualitas panen yang lebih baik dan lebih higenis dibandingkan dengan penanaman secara konvensional.

Bagi Anda yang tertarik untuk melakukan budidaya hidroponik organik, ini dia beberapa tahap yang harus dilakukan:

Pemilihan Sistem Tanam yang Sesuai

Secara umum ada tiga jenis sistem tanam yang biasa digunakan pada proses penanaman secara hidroponik. Ketiga sistem tersebut antara lain sistem kultur air, sistem agregat, dan juga sistem NFT (Nutrient Film Technique).

Karena ketiga sistem tersebut memberikan metode yang berbeda, maka Anda harus memilih sistem yang tepat ketika akan melakukan penanaman secara hidroponik. Agar lebih jelas, ini dia informasi lengkapnya:

Kultur Agregat

Sistem kultur agregat merupakan salah satu sistem penanaman hidroponik dimana media tanah diganti dengan media non tanah seperti pasir, kerikil, hingga pecahan batu bata.

Untuk penanaman dengan metode kultur agregat, anda perlu menempatkan media kedalam pot. Setelah itu lakukan penanaman bibit dan rawat bibit dengan memberikan larutan nutrisi secara rutin.

Kelebihan dari metode ini adalah pengaplikasiannya yang mudah dan bahan-bahannya lebih murah. Namun kelemahannya, sistem ini tidak dapat menyuplai air sehingga Anda harus rutin melakukan penyiraman.

Kultur Air

Sistem kultur air merupakan salah satu sistem budidaya hidroponik dimana proses penanaman sayuran dilakukan pada media air seperti kolam atau kubangan.

Sistem kultur air merupakan sistem hidroponik yang paling lama karena sudah dipraktekkan sejak abad ke-15. Jenis sayuran yang cocok ditanam dengan menggunakan sistem kultur air antara lain kangkong, pakcoi, bayam, dan sayuran hijau lainnya.

NFT (Nutrient Film Technique)

Dibandingkan dengan kedua sistem tadi, sistem NFT merupakan sistem yang paling canggih dan modern. Sebagai pengganti tanah, sistem ini menggunakan media berupa tabung atau selokan yang diisi dengan larutan nutrisi yang kemudian ditanami dengan sayuran.

Tabung selokannya sendiri terbuat dari besi atau aluminium ringan yang tahan lama. Sistem hidroponik NFT sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju  karena mampu menghasilkan sayuran berkualitas dan hanya membutuhkan lahan yang sempit.

tanaman hidroponik
pixabay.com

Penyemaian dan Penanaman Benih

Untuk bisa mendapatkan sayuran yang berkualitas, maka pemilihan benih sangat penting dilakukan. Jika Anda membeli benih dari toko pertanian, periksalah tanggal kadaluarsa, kemurnian benih, dan juga presentase tumbuh yang biasa tertera pada kemasan.

Untuk melakukan persemaian, Anda bisa menggunakan media seperti arang sekam, pasir halus, dan juga rockwool. Untuk benih berukuran kecil seperti cabai dan tomat, ada beberapa teknik penyemaian benih yang harus dilakukan antara lain:

  1. Siapkan wadah semain yang telah berisi media dengan ketebalan 5-7 cm.
  2. Tuang benih yang sudah dipilih dengan pasir kering steril lalu aduk merata.
  3. Tebar benih yang sudah tercampur dengan pasir pada media semai.
  4. Tutup benih dengan media tipis-tipis.
  5. Tutupi permukaan wadah semai dengan tisu yang sudah disemprot dengan air.
  6. Simpan di tempat gelap.
  7. Jika biji sudah tumbuh hingga 2-3 cm, pindahkan benih ke media hidroponik.

Langkah-langkah pemindahan tanaman ke media hidroponik yang harus dilakukan antara lain:

  1. Pilih benih yang sehat dan tidak cacat.
  2. Lakukan transplanting dengan cara membalikkan wadah semai dan mengambil bibit yang akan ditanam pada media hidroponik.
  3. Lakukan proses penanaman di sore hari agar tanaman dapat langsung beradaptasi di pagi harinya.
  4. Lakukan perawatan secara rutin sehingga tumbuh kembangnya optimal.

Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman pada budidaya hidroponik sedikit berbeda dengan penanaman secara konvensional. Oleh karena itu agar tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik dapat tumbuh sehat, maka Anda harus melakukan perawatan yang sesuai.

Beberapa langkah perawatan tanaman hidroponik organik yang harus dilakukan antara lain:

Pengairan

Karena sistem hidroponik tidak menggunakan tanah, maka faktor penting keberhasilan tumbuh kembang tanaman adalah proses pengairan yang dilakukan. Apalagi jika anda menggunakan sistem NFT atau kultur air yang membutuhkan air yang cukup.

Agar tanaman dapat tumbuh sehat, maka pastikan air yang digunakan merupakan air bersih yang terbebas dari kuman dan penyakit. Memberikan air kotor akan berdampak pada kesehatan tanaman.

Anda disarankan untuk memberikan air sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Namun frekuensi ini bisa disesuaikan dengan kondisi cuaca. Hal terpenting yaitu pastikan bahwa ketersediaan air pada media selalu cukup.

Pemupukan

Pemupukan pada budidaya hidroponik lebih diarahkan pada pemberian nutrisi. Nutrisi yang biasa digunakan pada proses pemupukan adalah AB Mix. Anda bisa mendapatkannya dengan mudah di toko-toko pertanian.

Namun jika ingin lebih hemat, Anda juga bisa menggunakan tanaman kipahit (Thitonia diversifolia) pada proses pemupukannya. Sebelum diaplikasikan sebagai pupuk, fermentasikan tanaman ini selama 7-14 hari terlebih dahulu.

Sanitasi

Apa itu sanitasi? Sanitasi merupakan suatu teknik pembersihan baik pada area tanam maupun pada media tanam yang digunakan. Proses sanitasi sendiri sangat penting untuk menjaga kesehatan tanaman.

Pada budidaya hidroponik, Anda bisa melakukan sanitasi dengan cara membersihkan wadah yang digunakan sebagai media hidroponik. Lakukan sanitasi secara rutin tiap 2-4 minggu sekali.

Perempelan

Jika tanaman hidroponik yang Anda tanam berfokus pada hasil buah, maka proses perempelan sangat penting dilakukan. Perempelan sendiri bertujuan agar tanaman dapat terfokus untuk menghasilkan buah dan bunga.

Proses perempelan dilakukan dengan cara membuang daun tanaman yang tua dan berwarna kekuningan dan terserang penyakit. Buang jauh dan bakar daun hasil rempelan sehingga penyakit yang ada tidak menular pada tanaman yang sehat.

selada hidroponik
pixabay.com

Penanggulangan Hama dan Penyakit

Walaupun tidak ditanam di tanah, namun sayuran hidroponik organik juga sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Karena sayuran hidroponik identik dengan tanaman organik, maka pengendalian hama dan penyakit juga harus dilakukan dengan metode organik.

Anda bisa menggunakan tanaman kacang babi (Tephrosia vogelli) yang sudah diekstrak untuk mengendalikan berbagia jenis serangga yang menyerang tanaman seperti ulat, jangkrik, belalang, dan lain-lain. Lakukan pengendalian hama tiap 3-4 minggu sekali secara rutin dengan menggunakan dosis yang tepat.

Pemanenan

Proses pemanenan sayuran bisa dilakukan sesuai dengan usia panen. Untuk berbagai jenis sayuran hijau seperti bayam, kangkung, sawi, maka proses pemanenan bisa dilakukan ketika tanaman memasuki usia 21-25 hari.

Namun, untuk jenis tanaman lain seperti kol dan kubis, pemanenan baru bisa dilakukan ketika tanaman memasuki usia 90 hari.

Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman dari media kemudian membersihkannya. Setelah dipanen, simpan tanaman di ruangan yang sejuk sehingga tidak rusak. Lakukan proses pemanenan di sore hari.


Itulah tadi beberapa langkah mudah budidaya hidroponik yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Selain tidak membutuhkan tempat yang luas, membudidayakan sayuran sendiri juga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga.

Apalagi jika hasil panen berlimpah dan berkualitas, maka Anda bisa juga menjual sayuran hidroponik organik dan menjadikannya sebagai bisnis yang sangat menguntungkan. Tertarik untuk mencoba?


sumber artikel : https://paktanidigital.com/artikel/budidaya-hidroponik-organik-bisa-dilakukan-dengan-5-tahap-ini/


Sekretariat

Data

Populer

Powered by Blogger.